Masa Depan Australia Terletak pada Bahasa Asia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhubX3nf8N5TaXmRcXG1CD5_WZO2vvnZUj-ofLjO34HS3AoffMVTAod1VZzG12RXw5ZNHJZoIu0F5hHdXqJ_gNW1G8UjvcaZ2DOoxt3cy9dD28XqLsMGnq6jyeVX2JxE_KpgrVb16qt0I9Z/s200/australia+1.gif


BRISBANE, KOMPAS.com–Salah satu harian terkemuka di Australia, ’The Australian’, pada edisi 10 Juni 2009 mengungkapkan bahwa masa depan negeri itu dalam hal lapangan pekerjaan dan industri pada abad-21 bergantung pada penguasaan bahasa-bahasa Asia.

Seperti dipublikasikan oleh ’The Australian’, seorang pakar bidang ilmu hubungan international dari Institut Asia di Universitas Griffith yang bernama Michael Wesley mengingatkan pemerintah Australia agar segera merealisasikan program pembelajaran bahasa Asia secara massal, dengan dukungan anggaran senilai 11,3 miliar dolar AS.


Pernyataan Michael itu disampaikannya dalam acara peluncuran hasil penelitian tentang penurunan secara tajam program pendidikan bahasa di tingkat universitas.


Menurut dia, Australia tidak bisa lagi hanya mengandalkan para elite yang lancar berbahasa Asia untuk memperjuangkan proyek-proyek yang merupakan kepentingan Australia di kawasan Asia.


“Bila kita hanya bergantung kepada para elite, itu artinya masyarakat Australia secara keseluruhan akan terkunci di industri abad ke-20 saja, sementara negara-negara lain akan bergerak terus dan ambil bagian dalam ekonomi pengetahuan ala abad ke-21,” kata dia yang juga mengingatkan bahwa saat ini ekonomi Australia kian global dan menjadi lebih padat pengetahuan.


Laporan Michael yang bertajuk “Membangun Australia yang Melek-Asia” menyebutkan bahwa ada tiga bahasa Asia yang harus dikejar oleh Australia. Bahasa Mandarin dan bahasa Jepang, karena dua negara ini adalah mitra dagang terbesar Australia. Dan bahasa Indonesia, sebab Indonesia adalah tetangga terdekat Australia.


Lebih lanjut ia mengatakan sekarang adalah masa yang kritis bagi kesejahteraan Australia dengan cara mulai menciptakan sedikitnya separuh bangsa Australia bisa berbahasa Asia dalam waktu 30 tahun ke depan.


“Masa depan kita adalah ekonomi berbasis pengetahuan yang berpusat di Asia, oleh karenanya penting buat kita untuk bergabung dengan ekonomi berbasis pengetahuan ini dengan infrastuktur manusia yang tepat, dan penting bila bisa berbicara dengan bahasa selain bahasa Inggris,” ujar dia.


Laporan Michael mengusulkan strategi untuk Australia menguasai bahasa-bahasa Asia di tingkat universitas dan sekolah.


Strategi ini akan membuat institusi-institusi pendidikan di Australia berlomba mendapat dana dari institut nasional untuk bahasa Asia. Dan jumlah siswa yang belajar bahasa Mandarin, Jepang, atau Indonesia di pendidikan tingkat persiapan, sekolah dasar, dan sekolah menengah akan meningkat 100 persen dalam kurun 5 tahun ke depan.


Bila institusi pendidikan ini memenangkan dana tersebut, maka mereka harus memastikan bahwa semua siswa di atas kelas 1 SMA mendapat setidaknya 150 menit per pekan pelajaran bahasa Asia.


Setelah 15 tahun, bahasa-bahasa Asia yang diprioritaskan bakal bisa diperluas mencakupi bahasa Vietnam, Thailand, Persia, Bengali, Kamboja, Laos dan Burma.


Michael mengutip prediksi dari Bank Dunia yang menyebutkan bahwa kawasan Asia-Pasifik adalah pemimpin dalam perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Ia lalu mengaitkan kontras keadaan yang terjadi di Australia sekarang, di mana 75 persen penduduknya hanya bisa berbahasa Inggris.


Menurut dia, saat ini pusat-pusat ekonomi berbasis pengetahuan bukan berada di negara-negara yang berbahasa Inggris, melainkan di negara yang berkembang sangat pesat di kawasan Asia seperti China, Korea, Taiwan dan India.


“Kebanyakan konsumen produk-produk pengetahuan akan membeli produk-produk berbahasa non-Inggris, dan akan mengembangkan produk-produk yang menggunakan bahasa lokal, itulah sebabnya hanya negara yang bisa menguasai kapasitas kelokalan yang akan mendapat untung,” kata Michael.


Ketika ditanya mengapa bangsa Australia harus mempelajari bahasa Asia, ketika bahasa Inggris telah menjadi bahasa pengantar di dunia bisnis global, Michael justru menjadikan momentum ini sebagai argumen “kunci”.


Ia menjelaskan, “Mempelajari bahasa asing adalah jalan tercepat untuk menunjukkan bahwa cara berpikir kita tentang dunia tidaklah universal, mempelajari bahasa asing akan membentuk kebudayaan kita.”


Laporan dari Institut Asia Griffith ini menyerukan agar semua instansi pendidikan dijadikan target pembelajaran bahasa kedua, konsep ini lebih luas daripada program Pemerintahan PM Kevin Rudd yang hanya akan mengutamakan siswa di SMA.


Usul Michael Wesley ini mirip dengan beberapa langkah yang dicanangkan Pemerintah Australia tentang penggalakan bahasa Asia. Tapi di sisi lain pandangan Michael bertolak belakang dengan strategi bahasa yang diyakini oleh kalangan seperti Joe Lo Bianco dari Universitas Melbourne.


Lo Bianco berpendapat bahwa semestinya pelajaran bahasa di sekolah mengacu kepada asas keberimbangan, baik itu pragmatis (perdagangan dan keamanan) maupun humanistik (keingintahuan, budaya, pengembangan intelektual).


“Australia harus belajar soal membedakan antara apa yang cocok diterapkan di sekolah-sekolah dan diterima oleh para siswa di satu pihak (kebijakan massal) dengan apa yang dibutuhkan oleh spesialis di lain pihak (kebijakan spesialisasi),” kata dia.


Ia menambahkan, “Mayoritas pelajar tidak akan terlibat dalam negosiasi dagang atau pembuatan kebijakan keamanan nasional.”


“Pengajaran bahasa di sekolah seharusnya menjadi ajang awal bagaimana belajar bahasa secara sukses, kelas-kelas bahasa di universitas harusnya bisa menjadi pemacu intelektualitas dan disiplin, lalu spesialisasi bahasa di departemen-departemen pemerintah atau lembaga-lembaga lain semestinya mengajarkan spesialisasi bahasa setingkat lebih tinggi daripada universitas,” katanya.


Dan Michael Wesley kembali menegaskan bahwa Australia tidak bisa lagi bergantung kepada segelintir elite untuk bernegosiasi dengan dunia. Kemampuan berbahasa Asia harus diperluas demi kepastian lapangan pekerjaan pada masa yang akan datang.


sumber : www.kompas.com

Jiplakan FACEBOOK dari berbagai NEGARA






Tukang Nggame – Terlepas dari berbagai kontroversi di atas tak bisa dipungkiri bahwa demam Facebook sedang mewabah di seluruh dunia. Jadi kini tergantung anda sendiri memanfaatkan Facebook untuk tujuan apa dengan mempertimbangkan resiko-resiko yang menyertainya.


Apapun itu, saat ini menurut comScore Facebook adalah situs jejaring sosial terkemuka di dunia mengalahkan MySpace dan menurut Alexa untuk peringkat global berada di peringkat kelima, hanya kalah dari Google, Yahoo, Youtube dan Live. Sedangkan penghargaan yang pernah diterima adalah “Top 100 Classic Websites” tahun 2007 dari PC Magazine dan “People’s Voice Award” tahun 2008 dari Webby Awards.






Konsep Facebook kini juga banyak dijiplak di beberapa negara yang di antaranya adalah:
StudiVZ — yang memiliki versi-versi bahasa:



Jerman: studiVZ.de
Perancis: studiQG.fr
Italia: studiLN.it
Spanyol: estudiLN.es
Polandia: studentIX.pl
Hungaria: iwiw.hu

Selain StudiVZ, ada juga:

Indonesia mungkin :

Wilders Serukan Deportasi Massal Umat Islam

Anggota parlemen ekstrim kanan Belanda Geert Wilders kembali berulah. Ia mengusulkan “pengusiran” massal umat Islam


Geert Wilders -Getty Images-Hidayatullah.com—Anggota parlemen ekstrim kanan Belanda, Geert Wilders kembali membuat ulah. Setelah jualan filmnya tak laku, ia mengusulkan deportasi massal terhadap umat Islam di Eropa. Dalam sebuah wawancara dengan televisi publik Denmark, Wilders mengatakan, jutaan orang Islam Eropa harus dideportasi dan dicopot kewarganegaraan Eropa mereka.


Merujuk pada keberhasilan partainya PVV pada pemilu legislatif Eropa belakangan, Wilders mengatakan bahwa makin banyak apa yang disebutnya "orang normal" di Belanda yang takut pada apa yang disebutnya sebagai "islamisasi."


Politikus anti-Islam ini kembali mengulang-ulang visinya bahwa agama Islam anti demokrasi, dan menyatakan Islam lebih merupakan ideologi ketimbang agama. Ia juga memprovokasi dengan mengatakan, "sejumlah besar" warga Muslim di Eropa menghendaki pemerintahan yang anti demokratis, dan walaupun saat ini mereka masih merupakan warga minoritas, tapi "begitu mereka makin kuat, maka saya yakin, mereka akan mengubah nada bicara dan akan sudah terlambat untuk melawan mereka."


Dipulangkan


Geert Wilders menekankan, dia percaya warga muslim yang taat hukum dan menuruti apa yang disebutnya "nilai-nilai kita", harus dibiarkan tetap tinggal di Eropa. Walau begitu, ia mengaku punya "pesan jelas" bagi mereka yang tidak mau balik ke negara asal "dengan suka rela."


"Kalau Anda melanggar hukum, kalau Anda mulai berpikir tentang jihad atau syariah, maka jelas Anda akan kami usir, kami akan kirim Anda, kami akan lucuti Anda dari kewarganegaraan Belanda atau Denmark. Kalau mentaati hukum, baru Anda boleh menetap. Kalau tidak, Anda akan kami pulangkan hari itu juga."


Didesak pewawancara untuk menyebut persisnya jumlah orang yang bisa dikenai langkah seperti itu, Wilders memastikan jumlahnya akan mencapai jutaan orang.


Sebagaimana diketahui Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpinannya, hanya berhasil menggondol empat kursi dalam pemilihan legislatif Eropa 4 Juni lalu. Jumlah itu tidak terlalu sedikit dari partai Kristen Demokrat CDA yang sekarang merupakan mitra koalisi utama dalam pemerintah Belanda.


Wilders dikenal sebagai politisi Belanda yang tak henti-hentinya mengkampanyekan anti-Islam. Sebelum ini dia sudah mengatakan, Al Quran sama dengan buku fasis.


Ia juga berusaha mengedarkan film Fitna, meski kemudian tak banyak laku. Sayangnya, di negeri yang mengaku demokrasi seperti di Belanda, pembenci agama lain tak dianggap tindakan melawan hukum. [rnwl/cha/www.hidayatullah.com]
Label: 0 komentar | | edit post

Polisi China Tangkap 40 Pencontek Canggih

http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20090615_053531_china-afp.jpg


JANGAN pernah mencontek. Di China, pelajar yang mencontek bakal berurusan dengan penegak hukum. Kemarin, kepolisian China telah menangkap 40 orang lebih atas berbagai kasus dalam tindak pencontekan berteknologi tinggi.

Mereka ditangkap karena mencontek saat sedang mengerjakan ujian-ujian saringan masuk universitas di negara tersebut.

Sebanyak 34 orang ditangkap di provinsi Jilin, saat mereka sedang mencontek ketika ujian berlangsung. Selain para pencontek, polisi di provinsi Shanxi polisi menangkap enam orang yang terbukti menjual sebuah peralatan penerima sinyal (receiver) ke murid-murid yang dapat digunakan untuk mencontek.

Kantor berita Xinhua melaporkan, di antara penjual yang tertangkap tersebut polisi berhasil mengidentifikasi satu orang guru terlibat dalam penjualan alat pencontek canggih itu.

Saat ini, sepuluh juta pelajar sedang menjalani berbagai ujian yang dipandang cukup sulit dan penting, karena akan memutuskan apakah pelajar tersebut dapat bergabung sebagai kaum elit terdidik China, maupun untuk bergabung di dunia kerja.

Pemerintah China sendiri menyatakan akan meningkatkan kesiagaannya menghadapi berbagai usaha pencontekan yang dilakukan peserta ujian. (*/AFP/OL-02)

Wow, Pelajar Berhasil Bukukan Wikipedia




London – Tahun lalu situs ensiklopedi Wikipedia sempat dibuat format buku oleh perusahaan Jerman, Bertelsmann dengan ketebalan sekitar 1000 halaman. Bertelsman sendiri adalah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam produk media massa.


Dan kini sebuah langkah serupa telah dilakukan, namun hebatnya kali ini diwujudkan oleh perorangan saja. Rob Matthews, seorang pelajar graphic design berusia 22 tahun dari Nroghton, Sussex, Inggris-lah yang sukses melakukan hal ini.


Bayangkan bagaimana ia berusaha sendiri menyeleksi artikel-artikel yang ada di Wikipedia menjadi 437 artikel feature yang ia pandang sebagai yang terbaik yang pernah ditawarkan Wiki, kemudian menjilidnya dan menjadikannya sebuah buku.


“Sungguh sangat sulit memproduksinya, terjadi sedikit percobaan dan kesalahan saat tiba waktunya untuk proses penjilidan, karena aku tidak pernah mencoba untuk membuat buku dengan skala sebesar itu sebelumnya,” ujar Matthew yang dilansir detikINET dari Telegraph, Rabu (17/6/2009).


“Beberapa alat yang biasa digunakan tidak bisa mengatasi hal ini,” tambahnya lagi.


Namun akhirnya berbagai kendala berhasil ia lewati. Sebuah buku Wikipedia dengan 5.000 halaman dan ketebalan yang mencapai lutut kaki orang dewasa sukses diciptakan dalam waktu 2 minggu.


Gara-gara aksinya itu, komentar-komentar positif berhasil dituai Matthew sehingga ia berharap, suatu saat ia bisa menjual buku ‘luar biasa’nya itu.

Tower Observasi Ramah Energi di Dubai


Satu lagi bangunan yang akan menambah jajaran pencakar langit di Dubai, UAE, sebuah tower observasi spiral yang diperkenalkan oleh XTEN Architecture. Tower ZPO, pada strukturnya terdapat fasad kisi-kisi yang cantik yang terinspirasi dari motif tradisional, lalu lahan untuk panel-panel surya, pemanas dan pendingin geothermal, atap yang hijau, dan sistem daur ulang air kotor. Tower ini didesain hampir seluruhnya dibangun dari material-material yang bisa didaur ulang pada net zero energy. Tower ini juga mampu menciptakan energi dari sinar matahari sebagai sumber tenaganya sendiri.




Menurut XTEN Architecture, desain anyaman pada tower ini terinspirasi dari pola-pola tradisional Islami. Pada puncak tower terbagi menjadi tiga bentangan seperti "daun bunga" yang menjorok ke depan merefleksikan sejarah dan masa depan Dubai. Bentangan yang pertama mengarah ke Mekkah (kiblat umat muslim).


Bergerak searah jarum jam, "daun bunga" kedua mengarah ke kota tua Deira, sebuah wilayah dimana terdapat pasar-pasar tradisional, mesjid-mesjid, benteng-benteng, dan menara-menara angin.



Dari dek observasi di bentangan ketiga pada tower satu memperlihatkan perubahan kaki langit sepanjang Sheikh Khalifa Bin Zayed Road.



Meski bangunan fenomenal ini memiliki konsep ramah energi, jika melihat kondisi merosotnya kunjungan turis dunia dan minimnya pasokan besi dan sumber daya lainnya, tetap saja agak sedikit berlebihan dilihat dari fungsinya sebagai menara observasi.

Adsense Indonesia

Blog Archive

Bagaimanakah pendapat Anda tentang Blog saya?

Terima kasih kepada teman teman dan rekan rekan